Selasa, 27 Desember 2016

Watak Penindas Babi dan Manusia



Oleh : Zakiya FR
Judul                           ; Animal Farm
Penulis                         ; George Orwell
Penerjemah                  ; Prof. Bakdi Soemanto
Tahun terbit                 ; Oktober 2016
Penerbit                       ; Bentang Pustaka
Jumlah halaman           ; 142 halaman

Animal farm akan mengantarkan pembaca pada pemahaman tentang pemberontakan, keadilan, politik, serta cara memperlakukan kemerdekaan yang sebenarnya

Novel ini bercerita tentang pemberontakan binatang di peternakan Manor terhadap manusia. Malam itu, melalui orasi yang membara dari si tua Major, babi putih yang terhormat, para binatang menyadari bahwa selama ini mereka telah diperbudak dengan kejam. Telur-telur ayam betina dijual, susu sapi diperah setiap harinya, tenaga kuda dikuras untuk mengolah kebun, sementara mereka hanya diberi imbalan makan dan tempat tinggal. Kesadaran itu diperkuat dengan adanya mimpi si Major tentang bagaimana kondisi bumi setelah manusia punah. Dalam mimpinya pula, terngiang kembali lagu ‘binatang Inggris’, lagu yang pernah dinyanyikan oleh para leluhur, beberapa tahun silam. Lagu itu lah yang menjadi bahan bakar semangat pemberontakan para binatang. Mereka pun mulai menyusun rencana untuk menggulingkan kekuasaan Jones, pemilik ‘peternakan Manor’, untuk segera menggantinya dengan nama ‘Peterkan  binatang’.
Pemberontakan para binatang dipimpin oleh para babi, yang dikenal paling cerdas diantara mereka. Terutama, dua babi yang unggul, Snowball dan Napoleon. Sebelum hari pemberontakan, si tua Major meninggal. Maklum, ia sudah berusia 12 tahun. Dipimpin oleh para babi, pemberontakan pun terjadi. Melalui persatuan dan kesatuan, mereka berhasil mengusir Jones dan istrinya, serta seluruh anak buanya dari peternakan.
Setelah hari pemberontakan, lagu-lagu “Binatang Inggris” lebih sering dinyanyikan. Mereka mulai membangun sistem peternakan yang baru. Tentunya, mereka akan mengganti tulisan ‘peternakan Manor’ dengan ‘peternakan Binatang’. Undang-undang pun disusun, memuat 7 ketentukan larangan dan kewajiban. Muncul pula semboyan bagi para binatang, yakni “kaki empat baik, kaki dua jahat”.
Para binatang mulai merasakan perubahan kehidupan yang lebih baik. Meskipun mereka harus bekerja lebih keras dari biasanya, tapi setidaknya itu lebih trehormat. Mereka dapat menikmati hasil jerih payah untuk diri sendiri. Sesuai dengan pesan si Major, para binatang tidak boleh meniru satu pun gaya manusia. Karena dengan meniru gaya mereka, sama saja dengan menjadi penindas.  Misalnya, minum wiski, tidur di ranjang, memakai pakaian manusia, membunuh binatang, merendahkan satu sama lain, dan segala hal yang dilakukan manusia. Para binatang itu hanya perlu bergotong royong, untuk mempertahankan peternakan binatang , saling menyayangi, saling berbagi , dan perduli.
Namun, semua hal indah itu tidak bertahan lama. Ketika nafsu berkuasa, segalanya berubah menjadi lebih buruk. Diawali dengan  perseteruan Snowball dan Napoleon. Kedua babi ini memang selalu mempunyai gagasan yang bertentangan. Hingga pada suatu hari, Napoleon berhasil mengusir Snowball dari peternakan Binatang dan menjadi pemimpin tunggal. Napoleon adalah babi yang rakus dan otoriter. Dia menjinakkan para binatang dengan anjing-anjing penjaganya. Tidak ada satupun binatang yang berani melawan perintahnya. Karena bagi siapa saja yang membantah, protes, atau menolak segala ketentuan Napoleon, dia akan mati seketika, diterkam para anjing penjaga.
Kebijakan baru mulai diterapkan. Para babi diberikan hak istimewa, melebihi binatang lain nya. Tugas para babi hanya mengoceh dan memerintah. Mereka di izinkan utuk menempati rumah Jones, yang sebelumnya tidak boleh ada satupun binatang yang tinggal disana. Para babi pun mulai melakukan kebiasan-kebiasaan manusia, seperti tidur di ranjang meminum Wiski, bahkan membunuh binatang lain. Semua perbuatan mereka, dilegitimasi oleh 7 Undang-undang yang telah mereka rubah redaksinya. Sehingga, tidak ada satupun binatang yang protes. Para babi itu juga menciptakan lagu baru, yang menjunjung kepemimpinan Napoleon, dan melarang para binatang menyanyikan lagu “Binatang Inggris”. Sementara para babi hidup bermewah-mewahan dan tanpa susah sedikitpun, binatang yang lain seperti kuda, sapi, ayam, bebek, mereka bekerja begitu keras setiap harinya. Tak perduli apakah itu musim panas atau musim dingin, para binatang akan tetapa bekerja keras untuk mempertahankan peternakan binatang yang sangat mereka cintai. 
Tidak ada satupun binatang yang menyadari ketertindasan mereka. Para binatang itu terlalu bodoh. Maklum, hanya beberapa binatang saja yang mampu membaca. Mereka juga terlalu lemah untuk mengingat hal-hal apa saja yang berubah sebelum dan sesudah si Jones pergi. Mereka hanya bekerja, bekerja dan bekerja, tanpa memperdulikan segala perubahan yang terjadi. Tidak ada perlawanan. Bagaimana pula mereka akan melawan Napoleon, si pemimpin otoriter itu, jika dia selalu dijaga oleh 7 anjing dengan taring-taring yang mengerikan. Tidak ada yang berani.
Puncak dari segala keburukan di Peternakan Binatang, terjadi saat Napoleon menjalin kerjasama dengan selusin manusia. Mereka tampak akrab satu sama lain, duduk melingkar pada sebuah meja sambil bermain kartu dan menimun anggur dari gelas-gelas yang besar. Pada pertemuan itu lah, para binatang mulai memendam rasa curiga. Betapa kaget nya mereka, saat mendengar perbincangan yang serasa mustahil untuk didengar. Bagimana mungkin, Napoleon dan selusin manusia itu merencakan utuk meniadakan Peternakan Binatang dan menggantinya kembali dengan peternakan Manor. Bahkan, Napoleon telah bersepakat untuk menjalin kerjasama dengan manusia, musuh yang senyata-nyatanya bagi para binatang sejak pemberontakan dilakukan. Sungguh pun demikian, tidak ada bedanya antara Babi dan Manusia. Mereka sama-sama menjadi lakon penindas, dalang kesengsaraan bagi kaum sesamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar