Senin, 12 Desember 2016

Siapa yang salah antara kami dan Televisi ?


“Di Beverly Hills sampah tidak dibuang, tetapi diolah menjadi acara televisi.”
--Woody Alien (1935)—

            Siapa yang tidak tahu dengan televisi ? lazimnya kita tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya pada kita. TV telah menciptakan kemelekan huruf juga telah menjadi media yang dipersalahkan banyak orang karena meneguhkan budaya kita yang picik dan materialistis. Hasil makalah riset tahun 1970an,  telah mengatakan bahwa televisi memiliki dampak yang luar biasa kepada kita, yaitu masyarakat.
Pertelevisian Indonesia misalnya, kita tahu bahwa acara yang dipertontonkan tidaklah sedikit tentang sinetron, acara lawak, berita dan sebagainya. Sebagain besar isi dari media televisi di Indonesia adalah tayangan hiburan sedangkan tayangan berita memiliki porsi sedikit. Acara hiburan yang dikemas apik akan memberikan bintang dihati masyarakat. Dengan demikian, akankah masyarakat hanya membutuhkan hiburan untuk tontonannya setiap hari ?
Peran pemerintah khususnya Komisi Penyiaran Indonesia lebih selektif terhadap acara yang ditayangkan televisi, banyaknya acara hiburan seharusnya dapat diimbangi dengan tontonan yang bersifat tuntunan. Bukan hanya orang dewasa saja yang membutuhkan konsumsi hiburan, akan tetapi anak-anak pun membutuhkan acara yang dapat menunjang pengetahuan, inovasi dan daya kreatifitas diharapkan mampu menjadi tontonan serta tuntunan.
Selain pemerintah, orang tua juga diharapkan mampu mengawasi atau bahkan menemani anak-anak ketika menonton tayangan televisi. Bukan hanya sekedar menemani akan tetapi turut serta memberikan gambaran atau review untuk anak, apa saja yang mereka dapatkan dari acara tersebut.
            Dampak terbesar dari tayangan televisi adalah gaya hidup. Dimana kita telah menciptakan diri kita sendiri untuk bisa sama dengan idola. Hal ini bearti bahwa kita telah mengimitasi diri kita sendiri terhadap orang lain (idola). Dunia yang disuguhkan oleh televisi merupakan dunia yang syarat akan keindahan. Tak hayal semua apa yang dipertontonkan memiliki daya tarik sendiri bagi siapa saja yang menonton. Materialistis adalah dunia yang diagungkan. Anehnya, khalayak terlalu mudah untuk memberikan perspektif terhadap apa yang mereka lihat dan langsung menerapkannya di kehidupan nyata. Jika sudah seperti ini, siapa yang salah ? media membutuhkan khalayak agar rating tinggi dan menciptakan keuntungan bagi pemilik acara, sedangkan masyarakat butuh pengetahuan maupun hiburan dari televisi untuk melengkapi kehidupannya. Tidakkah ada ruang agar tontonan berkualitas untuk kami ?

Penulis : Nike Nurjannah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar