Kamis, 01 Juni 2017

Peringati hari Pancasila, beberapa elemen masyarakat gelar buka bersama kebangsaan

LPM BUKIT, Yogyakarta - beberapa elemen masyarakat dari Gusdurian, Aliansi Masyarakat Peduli Kebhinekaan, Forum Jogja Damai dan Republik guyub menggelar buka bersama kebangsaan untuk memperingati hari lahir Pancasila di halaman Poliklinik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,Kamis (1/6).

Dalam acara ini turut hadir pula Putri Gus Dur, Alisa Wahid yang juga memberikan orasi kebangsaan didepan para aktivis dan mahasiswa yang hadir. Dalam orasi kebangsaan nya Alisa mengingatkan agar semua pihak menghargai keberagaman yang ada di indonesia. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Gus Dur yang beda jangan disamakan yang sama jangan dibedakan. 

"Indonesia ada karena ada keberagaman. kalau tidak ada keberagaman maka bukan Indonesia namanya" ungkap Alisa.

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari beberapa suku, ras, bahasa, dan agama. Keberagaman tersebut sudah menjadi kodrat bangsa Indonesia. Hari ini adalah moment yang tepat untuk menyadarkan kembali bahwa Indonesia memiliki Pancasila yang wajib dijaga. Menghidupkan Pancasila bukanlah persoalan yang mudah.

"Berteriak ketuhanan yang maha esa, lalu apa langkah selanjutnya? Apakah kita mampu mengemban amanah itu? Berteriak persatuan Indonesia tapi apakah kita mampu menghidupkan semangat itu. Menghidupkan Pancasila bukanlah persoalan yang mudah" ujar Alisa.

Senin, 22 Mei 2017

Teladan dan Refleski Profesi Wartawan

Teladan dan Refleksi Profesi Wartawan

Judul : Yogya Bercerita ; Catatan 40 Wartawan Ala Jurnalisme Malioboro
Penyunting : Sutirman Eka Ardhana
Penerbit : Tonggak Pustaka
Tahun terbit : Februari 2017
Jumlah halaman : 294 halaman
Cetakan ke : pertama

Melalui kisah pengalaman dari 40 wartawan sepuh Yogyakarta, kita akan mendapatkan pemahaman tentang dunia kewartawanana secara real di lapangan. Ada wartawan dari Kedaulatan Rakyat, Suluh Marhaen (Sekarang Bernas), Harian Masa Kini, Minggu Pagi, Suara Karya, Harian Eksponen, Republika, Suara Merdeka, Harian Antara, dan TVRI. Dari beberapa surat kabar tersebut, ada sebagian surat kabar yang sudah gulung tikar, dan ada juga yang masih eksis sampai sekarang.
Profesi wartawan memang bukan profesi yang mudah. Bahkan, penuh resiko kekerasan, terutama pada masa Orde Baru, dimana kebebasan pers saat itu masih menjadi barang mahal. Mulai dari diberlakukan nya SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers), sampai pada keharusan wartawan untuk menjadi anggota PWI. Karena pada masa Orba, hanya ada dua organisasi wartawan yang diakui oleh pemerintah. Yaitu PWI (persatuan wartawan indonesia) dan SPS (serikat penerbit surat kabar). Belum lagi kesulitan dan bahaya yang dialami wartawan ketika melakukan liputan di daerah rawan konflik. Mereka harus menggunakan rompi biru, untuk keamanan diri. Ada juga wartawan yang menceritakan pengalaman nya ketika ingin wawancara dengan presiden Soeharto, tapi harus mengikuti prosedur yang luar biasa sulit. Juga pengalaman wartawan, ketika malam-malam didatangi sekelompok orang tak dikenal, yang membawa senjata, sembari menggertak. Alasan kedatangan mereka karena tidak terima dengan pemberitaan yang ditulis oleh wartawan tersebut. Padahal, seharusnya kalau seseorang (objek berita) tidak terima dengan pemberitaan tentang dirinya, dia dapat melakukan hak jawab, tanpa harus melakukan teror terhadap wartawan.
Bahkan, ada kutipan dari seorang wartawan tentang bagaimana kesulitan menjalankan profesi wartawan pada masa Soeharto. “Dimasa orba, wartawan penuh dengan tekanan oleh aparat. Pemerintah sangat protektif terhadap isi berita, bahkan kalimat demi kalimat. Meskipun itu sifatnya teknis”. Memang begitulah gambaran kondisi pers, pada masa orde baru. Tidak jarang pula, pemerintah melakukan pembredelan ke beberapa media. Meskipun demikian, dengan ketatnya peraturan pemerintah terhadap pers, wartawan bisa menjadi sangat bertanggungjawab terhadap tugas-tugas nya. Namun, tetap saja bekerja di bawah tekanan itu bukan hal yang menyenangkan.
Dari 40 wartawan yang berkisah, ada 5 wartawan perempuan. Pengalaman mereka pun cukup menarik. Karena jumlah wartawan perempuan memang selalu lebih sedikit dibandingkan wartawan lelaki. Ada yang bercerita tentang pengalaman nya melakukan liputan dengan narapidana kelas kakap. Disebut kelas kakap, arena narapidana ini memang termasuk yang paling lama masa tahanan nya. Juga pengalaman ketika melakukan wawancara dengan waria, dan ada pula yang pernah menjadi kepala pemberitaan di TVRI Surabaya.
Selain berbahaya, profesi wartawan juga merupakan profesi yang menguntungkan. Karena dengan menjadi wartawan, mereka akan sering bertemu dengan banyak orang dari berbagai kalangan, mulai dari tukang becak sampai presiden. Sehingga, wartawan mempunyai pengalaman bertemu dengan orang-orang dari berbagai kelas sosial, dan membuat mereka mempunya banyak jaringan atau relasi. Ini lah salah satu keuntungan menjadi wartawan. Selain itu, jika si wartawan mendapatkan tugas meliput di luar negeri, itu juga menjadi bonus bagi wartawan untuk menjelajah dunia tanpa menguras kantong. Karena untuk biaya akomodasi dan lain-lain nya, sudah ditanggung perusahaan.
Menjadi wartawan, juga dituntut untuk mempunyai beberapa kemampuan. Seperti kemampuan berbahasa inggris, mempunyai banyak pengetahuan, harus senang membaca, senang menulis, dan harus berani. Berani berkata benar jika itu memang benar, dan berani berkata salah jika itu memang salah. Beberapa kisah menarik yang saya dapatkan adalah kisah Pak Sutirman ketika wawancara dengan pedagang sukses. Si pedangang menyatakan bahwa kunci sukses dagang nya adalah karena dia mempunyai andeng-andeng di bawah pusar. Bahkan, dia sampai memperlihatkan andeng-andengn nya itu kepada Pak Sutirman, selaku pewawancara. Tentu hal itu membuat Pak Sutirman shock. Ada juga pengalaman Pak Eko yang waktu itu menjabat sebagai ketua PWI Yogyakarta. Dia menyatakan bahwa merawat wartawan itu sulit. Pada waktu itu, pak Eko berencana mendirikan perumahan untuk wartawan. Karena pak Eko melihat banyak wartawan yang merasa kesulitan untuk mencari tempat tinggal. Hanya saja, respon dari wartawan nya sendiri yang tidak mendukung. Niat Pak Eko adalah meningkatkan kesejahteraan wartawan, tapi wartawan nya sendiri sulit untuk diajak sejahtera.
Dari membaca buku ini, saya juga mengetahui hal baru tentang Jogja. Seperti asal muasal terminal Giwangan, yang dulunya itu ternyata adalah tempat lokalisasi, yang disebut sebagai Pesanggrahan (SG). Dahulu, di SG tersebut, juga pernah diadakan lomba MTQ tingkat PSK. Ada pula wartawan yang meliput tentang perjuangan Romo Mangunwijaya dalam menolak penggusuran warga kalicode, yang tinggal di bawah jembatan Gondolayu. Pada waktu itu, demi menolak penggusuran, Romo Mangunwijaya sampai berjanji akan puasa sampai mati.
Dengan membaca pengalaman wartawan sepuh, generasi wartawan muda saat ini, dapat meneladani beberapa hal. Seperti susahnya mempertahankan idealisme, yang pernah dialami oleh Muchtar Lubis. Waktu itu, surat kabar yang dipimpin nya, Indoensia Raya, diancam akan ditutup jika menyiarkan skandal korupsi. Tapi mochtar lubis memilih mepertahankan idealisme nya, dengan tetap menyiarkan berita tersebut. Karena baginya, yang paling utama adalah menjalankan tugas jurnalistik dengan benar. Dan memang, setelah menyiarkan berita skandal korupsi, Indonesi Raya dibredel dan ditutup. Tantangan wartawan lainnya adalah menahan diri untuk tidak menerima suap, dan tahan godaan amplop beserta isi nya.
Ada satu kutipan menarik dari wartawan senior, Rosihan Anwar, tentang bagaiaman kita harus memandang profesi wartawan. “Apa yang kau cari wartawan? Bagaimanakah kau memandang peran dan tugasmu dalam situasi sekarang dan perkembangan di tahun-tahun mendatang? Apakah yang kau cari itu kekuasaan dan kejayaan, kedudukan dan kepangkatan, kelayakan dan kesenangan? Atau, adakah yang lain, terasakan ada, terkatakan tidak?”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menjadi bahan perenungan kita bersama.  Khusus nya bagi para wartawan muda, yang menjalankan tugas nya sebagai alarm atau pengingat pada struktur yang melenceng.

By : Zakiya FR

Jumat, 19 Mei 2017

Peraturan Untuk Dilanggar?

Sumber: http://kabarinews.com

Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat dunia dengan total populasi sekitar 255 juta penduduk yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.[i] Salah satu negara di Asia Tenggara yang terkenal karena kemajemukannya ini telah banyak disorot dari berbagai penjuru dan menarik  siapapun untuk datang berkunjung menyaksikan secara langsung. Budaya, bahasa, suku, agama dan ras berbaur menjadi satu di dalam bumi nusantara di bawah semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Heterogenitas yang melekat dalam diri Indonesia tak serta merta mendatangkan keuntungan. Ada beberapa aspek yang menjadikan Indonesia mendapatkan persepsi negatif, bahkan fenomena tersebut telah menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia. Adanya berbagai macam peraturan yang berlaku merupakan bagian dari upaya menertibkan masyarakat sehingga tercipta kehidupan yang aman dan damai. Baik peraturan lisan maupun tulisan merupakan suatu hal yang telah disepakati bersama serta memiliki sanksi bagi siapapun yang melanggar.
Peraturan yang berlaku tidak semuanya bersifat mutlak. Ada beberapa peraturan yang setiap waktu mengalami perubahan. Namun bukan itulah yang akan dikritisi, melainkan kekonsistenan dan kepatuhan para pelakunya dalam melakukan setiap  peraturan yang berlaku. Sepertinya kita harus menanyakan kepada diri sendiri. Apakah selama ini saya selalu mematuhi peraturan-peraturan yang ada? Tentu dari pertanyaan tersebut hanya diri sendirilah yang mampu menjawabnya, karena diri sendiri tidak akan mungkin berbohong. Pernahkah anda di saat lampu lalu lintas berwarna merah, kendaraan anda tetap melaju? Pernahkah saat di lingkungan anda terdapat tulisan “Buanglah sampah pada tempatnya”, anda membuang seenaknya saja dimanapun anda suka? Dan pernahkah anda saat berada di lingkungan yang terdapat tulisan “No Smoking”, anda tetap menghisap rokok anda? Tentunya beberapa pertanyaan tersebut hanya diri kalianlah yang dapat menjawabnya.
Pertanyaan di atas merupakan sekelumit dari beberapa peraturan yang ada di lingkungan kita. Masalahnya adalah mengapa diri ini terlalu bebal untuk bisa memahami perintah yang sudah dituliskan dengan huruf-huruf yang begitu jelasnya. Kecuali penglihatan ini tak mampu untuk melihat atau tidak bisa membaca. Mirisnya lagi adalah ketika kita sudah membaca perintah tersebut dan pura-pura tidak tahu. Sementara sanksi-sanksi yang diterimanya telah membuatnya menjadi kebal bukan jera. Suatu hari saya nyaris menjadi pelaku pelanggaran peraturan. Di salah satu masjid universitas di Yogyakarta, terdapat bagian yang tidak diperbolehkan untuk sholat di tempat itu bahkan telah diberi tulisan “Mohon tidak sholat di sini”. Namun saya melihat masih ada beberapa orang yang tetap melakukan sholat di tempat tersebut padahal tulisan peringatan itu cukup jelas terbaca. Lalu teman saya yang berasal dari Sulawesi memperingatkan saya dengan mengatakan, (maaf dengan bahasa yang santai) “Lu berlajar bahasa Indonesiakan? Jelas-jelas udah ada tulisan gak boleh sholat di sini, ya jangan dilanggar.” Kurang lebih seperti itulah bentuk peringatan teman saya yang bermaksud baik mengingatkan saya akan peraturan tersebut. Dan di dalam hati saya mengucapkan “Terima kasih banyak” atas bentuk keperdulian teman saya tersebut.
Rasa patuh dan taat akan peraturan merupakan karakter yang seharusnya dilatih dan ditanamkan sejak dini, yakni melalui kebiasaan untuk mendisiplinkan diri dan memahami betul-betul bahwa sikap disiplin dan tanggung jawab yang dimiliki adalah untuk kemaslahatan. Bukan semata-mata hanya sebagai formalitas tunduk dan menghormati peraturan yang sudah dibuat.
Negeri Sakura dapat dijadikan salah satu contoh untuk penerapan sikap disiplin. Sudah familiar tentunya, bahwa Jepang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi berkat kedisiplinannya dan juga orang Jepang terkenal karena etos kerjanya yang luar biasa. Seperti apakah bentuk kedisiplinan yang membudaya di Jepang dan mampu menjadikan negara ini sukses?
1.      Prinsip Disiplin Samurai
Prinsip disiplin samurai yang mengajarkan untuk tidak mudah berputus asa. Pada awalnya prinsip disiplin samurai ini lahir dari harakiri (bunuh diri) dengan menusukkan pedang ke perut jika kalah bertarung. Dan prinsip tersebut ternyata masih awet dan tertanam hingga saat ini, namun digunakan untuk membangun ekonomi, menjaga harga diri, dan kehormatan bangsa secara teguh.
2.      Prinsip Bushido
Prinsip ini mengajarkan tentang semangat kerja keras yang diwariskan turun temurun dan melahirkan proses belajar yang tak kenal lelah.
3.      Konsep Budaya Keishan
Konsep budaya ini menuntut kerajinan, kesungguhan, minat dan keyakinan hingga akhirnya timbul kemauan untuk selalu belajar dari orang lain.
4.      Prinsip Kai Zen
Prinsip ini mendorong bangsa Jepang memiliki komitmen tinggi pada pekerjaan. Perlu untuk selalu melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal agar tidak menimbulkan pemborosan.
5.      Prinsip jika perusahaan untung besar, pekerja juga akan untung
Prinsip inilah yang melahirkan sikap dan mental kerja yang positif.
6.      Malu pulang lebih cepat
Hal ini sepertinya berbanding terbalik dengan realita di Indonesia.  Tak banyak orang yang rela untuk lembur dan menyelesaikan pekerjaan mereka hingga rampung. Bahkan sebelum jam usai pekerjaan, sudah menyiapkan tas-tas mereka dan bersiap untuk meninggalkan kantor. Berbeda dengan Jepang. Orang Jepang berpandangan bahwa pulang lebih cepat dianggap sebagai pekerja yang tidak penting dan tidak produktif. Bahkan tanpa adanya pengawaspun mereka dapat bekerja dengan baik, penuh dedikasi dan disiplin.
7.      Waktu kerja dan istirahat digunakan dengan baik
Ketika jam 8 pagi masuk kerja, tak ada lagi obrolan dan canda, mereka langsung bekerja di komputer masing-masing atau sibuk di depan workstation masing-masing. Sedangkan ketika jam makan siang, mereka menghentikan aktivitas dan bercanda ria dengan teman-teman mereka. Lah.. kalau di Indonesia gimana ya?? Enggak jam kerja enggak waktu istirahat kayaknya masih sempat untuk ngobrol.
8.      Tidur 30 menit di waktu istirahat
Jika 60 menit jam makan siang, rata-rata pekerja membagi 30 menit untuk urusan makan siang, 30 menit untuk tidur sejenak guna memulihkan energi lagi. Balance bukan???
9.      Disiplin pada hal kecil
    Langsung ke contohnya aja nih. Di Jepang jika ada sampah yang jatuh di area kerja, harus dipungut dengan tangan kosong, jika menemukan punting rokok atau permen karet, harus segera dipungut, tidak perduli siapa yang membuangnya dan tidak boleh berpura-pura seolah tidak melihatnya.[ii]

Beberapa bentuk kedisiplinan yang menjadi budaya Jepang di atas harusnya membuat iri siapapun yang mempunyai keinginan dan semangat untuk maju. Boleh gak sih ditiru? Harus. Jika kita masih memegang erat rasa “gengsi”, kapan kita akan maju? Malu, yang lain sudah bisa keliling dunia sedangkan kita masih berkutat di negara sendiri mencari strategi membenahi kerusakan yang terjadi. Sedangkan strategi tersebut sudah disediakan dan telah terbukti keberhasilannya. Budaya Keishan sepertinya patut ditiru, yakni untuk belajar kepada orang lain. Dalam hal ini kita dapat belajar kepada orang-orang Jepang.
Lalu kapan kita akan memulainya? Tidak  ada kata terlambat untuk berubah menjadi yang lebih baik. Berubahlah detik ini juga dan biasakanlah. Lalu ajarkan, tanamkan dan biasakanlah untuk keturunan-keturunanmu. Jika budaya tersebut terus dijalankan, cita-cita untuk menjadi bangsa dengan generasi-generasi uggul dengan mengedepankan kedisiplinan akan terwujud.
Mulailah untuk peka terhadap lingkungan di sekitarmu. Hal kecil yang dapat kalian benahi maka benahilah. Jika melihat sampah tercecer, maka pungutlah dan buanglah ke tempat sampah. Jika melihat puntung rokok, maka pungutlah dan buanglah ke tempat sampah. Jika berkendara, patuhilah warna-warna lampu lalu lintas yang telah ditetapkan demi keselamatan bersama. Jika terdapat tulisan “No Smoking”, maka simpanlah dulu rokokmu dan carilah tempat yang disediakan untuk merokok dan jauh dari masyarakat. Dan segala macam peraturan lainnya. (Widya R/BUKIT)










Kamis, 18 Mei 2017

Ibnu Rosyid: Mengajar Sembari mendongeng


Ibnu Rosyid: Mengajar sembari mendongeng
 “Mendongeng adalah salah satu cara terbaik untuk mengenalkan Islam kepada anak-anak” ucap Kak Ros. Kak Ros merupakan nama julukan dari Ibnu Rosyid, pemuda mungil bertubuh gempal asal Kebumen yang sangat dekat dengan dunia anak-anak. Kak Ros mengaku sangat menyukai dunia anak-anak. Mendongeng, menjadi guru dan pembina anak-anak MI pun dilakoninya. Sepak terjangnya di dunia anak-anak sudah pun masih bisa dikatakan sudah agak lama, pemuda yang lahir tanggal 17 Agustus tahun 1989 ini menyukai dunia anak-anak semenjak ia masih duduk di bangku perkuliahan semester 1 di tahun 2008.  
Kak Ros dekat dengan dunia anak-anak pun bisa dikatakan dimulai dari nol. Waktu MA, hubungannya dengan dunia anak pun hanya sekedar menjadi pedagang di sekitar TPA di musholla dekat rumahnya. Dengan mengayuh ontel, setiap pulang sekolah Kak Ros pergi ke pasar untuk membeli jajanan yang kemudian ia sampirkan ke tubuhnya untuk dijual di TPA mushola mdekat umahnya. Ia menjual jajanan untuk menambah uangsaku sekolah dikarenakan jarang diberikan uang saku oleh kedua orang tuanya. Hal tersebut pun menjadi alas an mengapa kak ros tak bias aktif di organisasi sewaktu MA. “Lah gimana lagi mbak, saya dulu itu Cuma jadi anak sepu-sepu, sekolah pulang, habis sekolah pulang mbak, rumah saya jauh dari MA, dan saya sekolahnya pake onthel, kalo pagi udah pasti telat, pulangnya sudah harus langsung pulang soalnya harus jualan” tutur Kak Ros ketika diwawancarai di Masjid Jami’ Gaten siang itu.
 Awal Kak Ros menyelami dunia anak-anak hanyalah sebatas menjadi guru TPA, dikarenakan Kak Ros mengikuti salah satu organisasi di Pondok Pesantren Wahid Hasyim, tempat dimana ia tinggal, yaitu Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) mewajibkannya untuk ikut serta dalam mengajar TPA setiap minggunya. Awalnya memang tak mudah, Kak Ros yang anak pendiam, sekedar menjawab salam pun takut, menjadi guru TPA. Panas dingin awalnya, akan tetapi ia beranikan diri untuk menyapa murid TPA. Tapi keberanian itu membuahkan hasil, ternyata murid TPA banyak yang menyukai Kak Ros. Nama Kak Ros pun ia ciptakan dari nama Rosyid untuk lebih mudah diingat oleh anak-anak karena anak-anak dekat dengan kartun Upin Ipin kala itu.
Sekarang ini, sembari menyelesaikan S2 nya di jurusan PGMI di UIN Sunan Kalijaga, ia juga mengajar MI dan menjadi waka kurikulum di MI Wahid Hasyim, menjadi MC di acara anak-anak, dan juga dengan mendongeng di berbagai acara. Kak Ros mengaku dalam mendongeng pun ia punya ciri khas tersendiri, kalau pendongeng pahlawan bertopeng selalu memakai topeng, pendongeng kak citra memakai boneka sebagai media. Nah, kalau Kak Ros ini menggunakan tubuhnya sendiri untuk menarik anak-anak. Misalkan ada tokoh harimau, kak Ros pun langsung bergaya layaknya harimau dan mengaum. Kak Ros juga mengaku bahwa ia ingin menciptakan karakter Kak Ros yang baik, bukan seperti yang anak-anak lihat di kartun Upin dan Ipin, jahat dan menyebalkan. Maka dari itu, kak Ros pun menciptakan julukan untuknya sendiri yaitu Kak Ros SSB (Senyum Senyum Bahagia) karena ia berharap anak-anak yang melihat Kak Ros mendongeng, tersenyum dan bahagia.
Dalam mendongeng, Kak Ros pun menyisipkan berbagai dakwah Islam dan mengajak anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan Kak Ros. Misalkan ketika ia menceritakan bahwa ada sorang lelaki bernama Paijo dan ia akan makan tetapi lupa do’a sebelum makan, maka Kak Ros pun bertanya dan mengajak anak-anak untuk mengucapkan doa sebelum makan. Kak Ros menambahkan, bahwasanya pesan moral dan dakwah akan semakin mudah tersampaikan melalui dongeng.
Tak hanya ahli mendongeng, Kak Ros pun senang mengeksplore kemampuan para siswi MI, salah satunya adalah dengan mengadakan mading di MI, dan mengajar ekstra mewarnai. Sewaktu mengajar pun ia tak terlalu terpatok pada materi, akan tetapi lebih kepada disisipi cerita dongeng yang tersirat pesan moralMengajar dan mendogeng pun ia lakoni sebagai media dakwah, makadariitu, ia tak pernah menetapkan bayaran atas mendongeng maupun mengajar.
Berkecimpung di dunia anak tak membuat dunia Kak Ros sebatas dengan dunia anak-anak saja, kak Ros pun sudah berkelana di organisasi pesantren. Oswah (Organisasi Santri Wahid Hasyim), Devisi Sastra eL-Sip (Lembaga Seni Pesantren), LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat), dan menjadi bendahara Madrasah Diniyyah pun masih dijalaninya. Alumni S1 PAI UIN ini pun dulunya merupakan PPL dan KKN terbaik pada masanya. Hal ini membuktikan bahwa seseorang yang mau berusaha dan mau berubah akan dapat berubah sesuai apa yang ia impikan. Hal yang ia impikan sewaktu sudah kembali ke Kebumen, yaitu membangun perpustakaan dan menjadi seseorang yang dapat bermanfaat bagi anak-anak dan warga di desanya. “Bermanfaat buat lingkungan yang membesarkan saya itu sudah luar biasa”

Selasa, 16 Mei 2017

5 Angkringan terkenal dijogja



jogja, dengan julukan kota istimewa rasanya apa saja dapat kita temui disana. Mulai dari institusi pendidikan, tempat belanja, tempat wisata, hingga tempat nongkrong dengan mudah bisa kita temukan. Salah satu tempat yang mudah ditemukan di jogja adalah angkringan, gerobak sederhana dengan beratapkan terpal ini menjual berbagai makanan yang digemari oleh semua kalangan seperti nasi kucing, sate telur puyuh, gorengan, sate usus, dan juga berbagai macam minuman seperti wedang jahe dan susu jahe. Nasi kucing menjadi menu khas dari angkringan, sekepal nasi dengan sedikit oseng oseng tempe atau teri lalu dibungkus dengan daun pisang dan kertas.

Selain menjadi tempat asyik untuk nongkrong dan berdiskusi dengan teman. Angkringan juga menjadi tempat favorit para mahasiswa ketika akhir bulan. Harga yang ekonomis membuat mahasiswa sering menghabiskan akhir bulan di tempat angkringan
.
Berikut merupakan 5 angkringan yang terkenal dijogja :
1.      Angkringan lek man dan kopi jos yang legendaris
Angkringan yang terkenal dengan kopi josnya sebagai minuman spesial. Segelas kopi panas lalu dicampur dengan arang yang masih menyala. Sedangkan menu makanannya hampir sama dengan angkringan pada umumnya sate telur puyuh, sate usus, sate kulit dll. Angkringan Lek Man terletak ditempat yang strategis yakni distasiun Tugu Yogyakarta. Maka tak heran jikan angkringan ini tak pernah sepi dari pengunjung.

2.      Angkringan KR, tempat kumpul dan berdiskusi
Angkringan pak Jabrik atau yang lebih dikenal dengan angkringan KR memang menjadi angkringan yang paling ramai dan terkenal di jogja. Bertempat diteras kantor Kedaulatan Rakyat, angkringan ini hampir dipastikan tidak pernah sepi apalagi ketika weekend tiba. Menu yang disajikan pun hampir beragam dan lengkap dibandingkan dengan angkrigan lainya. Tempatnya yang luas menjadikan angkringan ini sering menjadi tempat berkumpul dan berdiskusi mahasisiswa maupun komunitas komunitas yang ada dijogja.

3.      Angkringan Klebengan
Selain tempatnya yang dekat dengan kampus UGM dan UNY. Angkringan klebengan ramai juga karena tempatnya yang luas. Angkringan yang satu ini terkenal dengan tambahan kecap manis di gorengan dan lauk yang dibakar ulang.

4.      Angkringan sendang
Angringan ini merupakan salah satu angkringan yang paling hits di Jogja. Angkringan ini ada di dua tempat, didepan resto Sendang Ayu dan di dekat STTNas. Angkringan ini mempunyai.menu dari gorengan hingga baceman.

5.      Angkringan pak Jack
Angkringan ini terletak ditempat yang startegis yakni di Jl Jend Sudirman atau disebelah barat jembatan Gondolayu. Menu makanan di angkringan ini cukup berbeda dibandingkan angkringan pada umumnya yakni adaya nasi kuning. Angkringan ini hampir dipastikan tidak pernah sepi pada malam hari.

 Itulah beberapa angkringan terkenal di Jogja semoga bisa menjadi referensi kamu ketika berada di kota Jogja. 

Jumat, 12 Mei 2017

Mataram Civet Coffee

                Indonesia selalu menyimpan berbagai macam keunikan di dalamnya. Dari Sabang sampai Merauke banyak sekali keanekaragaman yang dapat digali dan ditelususri. Budaya, bahasa, suku, maupun kuliner tersaji secara melimpah di bumi Nusantara. Salah satu kota yang menawarkan sejuta destinasi wisata, budaya, sejarah dan kuliner melengkapi Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu pilihan yang wajib kalian masukkan dalam daftar jalan-jalan kalian.
                Siapa yang tak kenal dengan kopi??? Minuman berwarna hitam yang akrab dengan para laki-laki namun tak bisa dipungkiri bahwa cita rasa kopi turut menarik perhatian lidah perempuan. Bagi para pecinta kopi tentu tidak asing lagi dong dengan Kopi Luwak (Civet Coffee). Biji kopi yang melalui proses pencernaan seekor luwak yang kemudian dikeluarkan melalui anus tak disangka dapat menjadi minuman yang memiliki nilai ekonomi tinggi disamping prosesnya yang unik. 
                Luwak mempunyai sistem pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang sifatnya keras seperti jenis biji kopi pasti tidak akan tercerna dengan baik. Dan sisi baik yang lainnya adalah biji kopi yang masih ada di dalam perut luwak ini akan mengalami fermentasi dengan cara yang alami sebelum keluar bersama kotoran luwak. Fermentasi yang terjadi di dalam saluran pencernaan luwak ini akhirnya menghasilkan aroma dan juga rasa kopi yang nikmat dan spesial. (http://hargakopiluwak.org/sejarah-kopi-luwak)
              Kedai Kopi Luwak yang saya sambangi adalah Kopi Luwak Mataram yang berlokasi di Jalan Pelemwulung No. 15, Banguntapan Bantul, Yogyakarta, Jawa Tengah. Kedai kopi yang mengusung nuansa bangunan Joglo ini telah dirintis oleh bapak Edi Prabowo di tahun 2013 lalu. Berniat membuka usaha kedai kopi yang berbeda dari kopi-kopi yang lain dan masih jarang serta memiliki peluang yang lebih besar. Kedai Kopi Luwak Mataram yang buka setiap hari pada pukul  08.00 hingga 19.00 WIB ini khusus mendatangkan biji-biji kopi terbaiknya dari daerah Temanggung, Jawa Tengah.  
                  Jenis kopi Arabica yang memiliki cita rasa yang enak dan tidak begitu pahit menjadi kopi andalan  yang disajikan di Kedai Kopi Luwak Mataram ini. Selain rasanya yang enak, harga kopi jenis ini pun cukup mengejutkan. Per kilonya dapat mencapai harga 1 hingga 2 juta rupiah. Namun jangan salah… dijamin sebanding kok sama rasanya yang istimewa. Si Luwak gak bakalan kok makan biji-biji kopi yang gak berkualitas. Keliatan profesional banget gak sih… si Luwak???
O… ya, kedai kopi ini juga menyediakan kopi-kopi yang dikemas dan siap dijadikan oleh-oleh lo… So, jangan khawatir untuk pulang dengan tangan kosong ya, guys. By the way ngopi di kedai ini seru juga lo. Dengan merogoh kocek sebesar Rp 30.000 kalian udah bisa menikmati secangkir kopi luwak Arabica yang nikmat. Suasana pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk kendaraan dan juga desain bangunan Joglo didukung dengan lukisan-lukisan menawan yang dijamin bikin betah pengunjung deh.. Apalagi kedatangan kalian akan disambut dengan senyuman ramah para karyawan Kedai Kopi Luwak Mataram. Pokoknya recommended buat kalian yang coffee lovers.
                  Tak hanya pengunjung dalam negeri saja yang datang ke Kedai Kopi Luwak Mataram ini. Turis-turis mancanegara juga banyak yang berkunjung ke kedai kopi luwak ini karena rasa penasaran mereka dengan proses kopi asli Indonesia yang berbeda dengan kopi di negara mereka. Menurut salah satu karyawan kedai kopi luwak, ibu Mimin yang telah bekerja di kedai tersebut selama 3 tahun mengatakan bahwa sudah banyak turis-turis mancanegara yang berkunjung ke kedai kopi luwak tersebut. Jepang, Belanda, Prancis dan negara-negara lainnya. Sehingga karyawan-karyawan yang bekerja di kedai kopi luwak tersebut diiwajibkan untuk dapat berbahasa asing seperti bahasa Inggris, Jepang dan Mandarin. Beberapa karyawan merupakan mahasiswa salah satunya adalah dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
                Untuk turis yang berasal dari Jepang, mayoritas akan banyak berkunjung di bulan Mei karena di bulan itulah mereka memiliki waktu liburan. Keunikan-keunikan dalam melayani pelanggan mancanegara pun turut dirasakan oleh ibu Mimin. Seperti halnya turis Jepang biasanya akan bertanya lebih singkat dibandingkan dengan turis-turis dari negara barat. Turis Jepang hanya akan mengambil video, menanyakan proses pembuatan, mengicipi kopi luwak dan setelah itu mereka akan meninggalkan kedai. Sedangkan turis-turis dari negara barat biasanya akan bertanya secara mendetail mulai dari sejarah kopi luwak hingga siap disajikan.
Perlu diketahui bahwa Kedai Kopi Luwak Mataram ini tidak membuka cabang ya, guys. Jadi kalian bisa langsung datang ke kedai kopi Luwak ini atau bisa juga memesan secara online melalui email: kopiluwakmataram@yahoo.com atau facebook: Kopi Luwak Mataram. (Widya R/BUKIT)

Rabu, 08 Maret 2017

Aksi perempuan di hari perempuan





YOGYAKARTA-(08/03) Dalam memperingati hari perempuan internasional, sejumlah aktivis dari berbagai organisasi turun aksi unjuk rasa dan menggelar long march dari parkiran abu bakar ali – jalan malioboro – titik o km. Dan didepan kantor gubernur melakukan orasi. Terdapat kurang lebih 20 organisasi yang ikut serta dalam aksi ini.
Ada 32 tuntutan yang disampaikan dalam aksi ini, yang secara global ini menuntut secara sexisme dan kapitalisme, karena sesuai yang disampaikan oleh Fulah, Koordinator lapangan aksi kali ini, bahwa 32 tuntutan tersebut dapat diselesaikan dengan menghancurkan kapitalisme dan sexisme tersebut.
Dalam aksi ini, para peserta aksi membawa berbagai poster yang bertuliskan diantaranya menolak perjodohan, yang nafsu siapa yang dosa siapa, dll. Aksi ini juga mempunyai acara lanjutan yaitu panggung rakyat yang dilaksanakan di titik 0 km yang dimulai dari jam 02.00.(IFTI/BUKIT)

Peringati Hari Perempuan, Sejumlah Elemen Masyarkat Turun ke Jalan

Dalam tuntutanya kali ini, para aktivis menyuarakan beberapa tuntutan diantaranya, menuntut pemerintahan Jokowi-JK untuk memperhatikan para perempuan tani yang tanahnya dirampas oleh Negara mereka saat ini mengalami kesusahan. Kemudian sektor buruh, khususnya pekerja wanita yang tidak mendapatkan haknya seperti hak cuti hamil, hak melahirkan, hak menyusui dan lain sebagainya. Dan yang terakhir adalah sektor pendidikan dimana semakin meningkatnya biaya pendidikan semakin membuat rakyat tidak mampu untuk bersekolah. 

Koordinator Aksi, Fandy mengatakan bahwa selama ini masih banyak perempuan yang tidak mendapatkan haknya secara baik. Perempuan sering mendapatkan diskriminasi tidak hanya dalam dunia kerja, melainkan juga dalam dunia pendidikan. Namun, sebenarnya akar dari semua persoalan yang ada sebenarnya perampasan dan politik

Dalam berbagai poster yang dibawa mereka menuntut kepada pemerintah agar lebih memperhatikan hak hak perempuan. Selain itu, mereka juga berharap agar pemerintah mengeluarkan kebijakan kebijakan yang pro terhadap perempuan.
 
Meskipun aksi ini untuk ditujukan untuk perempuan, tapi tak sedikit laki-laki yang ikut andil dalam gerakan ini. Mereka ikut membantu perempuan dalam menyuarakan hak-haknya dan juga kebebasan

Meskipun hari ini adalah hari perempuan internasional tapi kami juga ikut memperingatinya denan turun aksi ke jalan menyuarakan hak perempuan. Kami sebagai laki-laki juga ingin membantu perempuan dalam berjuang menuntut haknya. Ini sebagai solidaritas kami, ungkap fandi. ( Ulfa/bukit)