Kamis, 18 Mei 2017

Ibnu Rosyid: Mengajar Sembari mendongeng


Ibnu Rosyid: Mengajar sembari mendongeng
 “Mendongeng adalah salah satu cara terbaik untuk mengenalkan Islam kepada anak-anak” ucap Kak Ros. Kak Ros merupakan nama julukan dari Ibnu Rosyid, pemuda mungil bertubuh gempal asal Kebumen yang sangat dekat dengan dunia anak-anak. Kak Ros mengaku sangat menyukai dunia anak-anak. Mendongeng, menjadi guru dan pembina anak-anak MI pun dilakoninya. Sepak terjangnya di dunia anak-anak sudah pun masih bisa dikatakan sudah agak lama, pemuda yang lahir tanggal 17 Agustus tahun 1989 ini menyukai dunia anak-anak semenjak ia masih duduk di bangku perkuliahan semester 1 di tahun 2008.  
Kak Ros dekat dengan dunia anak-anak pun bisa dikatakan dimulai dari nol. Waktu MA, hubungannya dengan dunia anak pun hanya sekedar menjadi pedagang di sekitar TPA di musholla dekat rumahnya. Dengan mengayuh ontel, setiap pulang sekolah Kak Ros pergi ke pasar untuk membeli jajanan yang kemudian ia sampirkan ke tubuhnya untuk dijual di TPA mushola mdekat umahnya. Ia menjual jajanan untuk menambah uangsaku sekolah dikarenakan jarang diberikan uang saku oleh kedua orang tuanya. Hal tersebut pun menjadi alas an mengapa kak ros tak bias aktif di organisasi sewaktu MA. “Lah gimana lagi mbak, saya dulu itu Cuma jadi anak sepu-sepu, sekolah pulang, habis sekolah pulang mbak, rumah saya jauh dari MA, dan saya sekolahnya pake onthel, kalo pagi udah pasti telat, pulangnya sudah harus langsung pulang soalnya harus jualan” tutur Kak Ros ketika diwawancarai di Masjid Jami’ Gaten siang itu.
 Awal Kak Ros menyelami dunia anak-anak hanyalah sebatas menjadi guru TPA, dikarenakan Kak Ros mengikuti salah satu organisasi di Pondok Pesantren Wahid Hasyim, tempat dimana ia tinggal, yaitu Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) mewajibkannya untuk ikut serta dalam mengajar TPA setiap minggunya. Awalnya memang tak mudah, Kak Ros yang anak pendiam, sekedar menjawab salam pun takut, menjadi guru TPA. Panas dingin awalnya, akan tetapi ia beranikan diri untuk menyapa murid TPA. Tapi keberanian itu membuahkan hasil, ternyata murid TPA banyak yang menyukai Kak Ros. Nama Kak Ros pun ia ciptakan dari nama Rosyid untuk lebih mudah diingat oleh anak-anak karena anak-anak dekat dengan kartun Upin Ipin kala itu.
Sekarang ini, sembari menyelesaikan S2 nya di jurusan PGMI di UIN Sunan Kalijaga, ia juga mengajar MI dan menjadi waka kurikulum di MI Wahid Hasyim, menjadi MC di acara anak-anak, dan juga dengan mendongeng di berbagai acara. Kak Ros mengaku dalam mendongeng pun ia punya ciri khas tersendiri, kalau pendongeng pahlawan bertopeng selalu memakai topeng, pendongeng kak citra memakai boneka sebagai media. Nah, kalau Kak Ros ini menggunakan tubuhnya sendiri untuk menarik anak-anak. Misalkan ada tokoh harimau, kak Ros pun langsung bergaya layaknya harimau dan mengaum. Kak Ros juga mengaku bahwa ia ingin menciptakan karakter Kak Ros yang baik, bukan seperti yang anak-anak lihat di kartun Upin dan Ipin, jahat dan menyebalkan. Maka dari itu, kak Ros pun menciptakan julukan untuknya sendiri yaitu Kak Ros SSB (Senyum Senyum Bahagia) karena ia berharap anak-anak yang melihat Kak Ros mendongeng, tersenyum dan bahagia.
Dalam mendongeng, Kak Ros pun menyisipkan berbagai dakwah Islam dan mengajak anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan Kak Ros. Misalkan ketika ia menceritakan bahwa ada sorang lelaki bernama Paijo dan ia akan makan tetapi lupa do’a sebelum makan, maka Kak Ros pun bertanya dan mengajak anak-anak untuk mengucapkan doa sebelum makan. Kak Ros menambahkan, bahwasanya pesan moral dan dakwah akan semakin mudah tersampaikan melalui dongeng.
Tak hanya ahli mendongeng, Kak Ros pun senang mengeksplore kemampuan para siswi MI, salah satunya adalah dengan mengadakan mading di MI, dan mengajar ekstra mewarnai. Sewaktu mengajar pun ia tak terlalu terpatok pada materi, akan tetapi lebih kepada disisipi cerita dongeng yang tersirat pesan moralMengajar dan mendogeng pun ia lakoni sebagai media dakwah, makadariitu, ia tak pernah menetapkan bayaran atas mendongeng maupun mengajar.
Berkecimpung di dunia anak tak membuat dunia Kak Ros sebatas dengan dunia anak-anak saja, kak Ros pun sudah berkelana di organisasi pesantren. Oswah (Organisasi Santri Wahid Hasyim), Devisi Sastra eL-Sip (Lembaga Seni Pesantren), LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat), dan menjadi bendahara Madrasah Diniyyah pun masih dijalaninya. Alumni S1 PAI UIN ini pun dulunya merupakan PPL dan KKN terbaik pada masanya. Hal ini membuktikan bahwa seseorang yang mau berusaha dan mau berubah akan dapat berubah sesuai apa yang ia impikan. Hal yang ia impikan sewaktu sudah kembali ke Kebumen, yaitu membangun perpustakaan dan menjadi seseorang yang dapat bermanfaat bagi anak-anak dan warga di desanya. “Bermanfaat buat lingkungan yang membesarkan saya itu sudah luar biasa”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar