Rabu, 27 Januari 2016

Alam Diciptakan Untuk Siapa?

Akhir-akhir ini sangat banyak kejadian yang membawa kita untuk mengingat alam, sehingga pertanyaan yang kerap muncul adalah “alam diciptakan untuk siapa?”, maka jawabannya adalah “entahlah” jika yang hidup di alam ini saja malah dengan tanpa dosa merusak setiap bagiannya.

Pada hakikatnya, agama manapun pasti mengajak umatnya untuk menjaga dan melestarikan alam yang ada disekitarnya. Maka islam menegaskannya melalui firman Allah seperti yang terkandung dalam surat Al-A’raf ayat 56-57 berikut :
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (diciptakan)  dengan baik.  Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.  Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan). Sehingga apabila angina itu membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati. Mudah-mudahan kami mengambil pelajaran”
         
Ayat tersebut bermaksud menjelaskan kepada manusia untuk tidak merusak apa yang diciptakan tuhannya, sebab setiap apa yang menjadi fitrah di bumi (angin, hujan, dll) adalah anugrah dari-Nya yang bisa menghidupkan kembali bagian bumi yang tandus.
       
Tapi terkadang manusia tidak menyadari setiap apa yang dianugerahkan tuhannya sebab belum mampu mengambil pelajaran dari apa yang Allah perlihatkan. Allah berikan hujan yang lebat, terik matahari, hutan yang luas dengan pohon-pohonnya yang rindang bahkan menghasilkan buah-buahan, udara yang menyejukkan, laut yang indah, dan masih banyak lagi. Fabi ayyi aalaa I rabbikumaa tukadzibaan, maka nikmat tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan?.

Maka jelas, alam diciptakan untuk manusia yang menjadi penghuni di muka bumi ini, namun tak ayal, hujan dihujat, panas dikeluhkan, hutan ditebang secara illegal bahkan dibakar, udara dicemari, laut dikotori, lantas mana bukti rasa syukur manusia terhadap tuhannya?. Jika Allah menciptakan alam untuk manusia namun manusia tidak menjaganya, maka tidak ada salahnya jika Allah murka.

Salah satu bagian kecil dari permasalahan saat ini, yang kerap menjadi tanda tanya, terkait terbakarnya hutan-hutan di Indonesia tepatnya di pulau Sumatra dan Kalimantan. Tangan jahat siapa yang tanpa segan melukai bagian dari alam ini? Manusia mana yang dengan teganya merusak alamnya bahkan membuat duka bagi saudara-saudaranya?.
       
Usaha-usaha pemerintahpun terkadang gagal untuk memadamkan sekian ratus titik api yang tersebar di hutan-hutan Indonesia. Tak ada solusi yang diberikan pelaku pembakaran terhadap bencana yang dibuatnya, bahkan “bersembunyi” dan tak berani menampakkan batang hidungya.

Walaupun pada intinya kita tak perlu mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, setidaknya kesadaran tersebut dimulai dari diri kita sendiri. Tugas kita untuk memahami dan mengambil pelajaran dari setiap apa yang diperlihatkan Allah melalui alam untuk manusia.  Oleh sebab itu, marilah kita jaga setiap sisi alam kita. Jika menanam satu pohon saja sudah menjadi amalan jariyah untuk kita, bagaimana dengan tindakan yang lain? MasyaaAllah.

Jagalah alammu, maka alam akan menjagamu. (crew)

Penulis: Alfy Inayati


Tidak ada komentar:

Posting Komentar