Dalam hembuan angin yang semilir ku nikmati sendiriku diatas bangku goyang yang tersedia di asramaku. Ku pandangi langit hitam yang luas. Namun tak kutemui bintang yang berkerlip diatas sana. Mendung memang sedang menutupi awan di atas sana. Suara kecil jangkrik masih terdengar keras di telinga ini. Sendiriku disini adalah untuk mencari udara segar ditengah pengapnya pikiranku saat ini.
Ku terus mencoba berfikir tanpa henti. Manusia hidup tentulah tak lepas dari orang lain. Ia harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya dimanapun dan kapanpun berada. Tak bisa kupungkiri memang, semua ini sulit dijalani jika aku tak mau membuka diri untuk menerima orang lain di sisiku.
Namaku Danti. Aku berasal dari sebuah desa kecil di pelosok kota Semarang. Yakni Kota yang terkenal dengan makanan khasnya “lumpia”. Aku meninggalkan kota ini sejak sepuluh tahun silam. Dengan berbekal ijazah Aliyah ini ku memberanikan diri untuk mendaftar di salah satu Universitas Ternama di Yogyakarta. Beruntung sekali aku tidak sendiri di Kota Pelajar ini. aku datang dengan tas jinjing besar untuk mengadu nasib sekolah kami di kota sejarah ini berbarengan dengan teman yang baru beberapa bulan ku kenal.
Salma itulah namanya. Dia cantik, tiggi, putih, juga pintar. Ibaratkan saja ia layaknya model ternama yang sudah malang melintang di panggung catwalk. Ia sebaya denganku namun di sekolah yang berbeda.
Kita berangkat bersama dengan menaiki bis jurusan Jogya dengan diantar keluarga kami masing-masing di terminal. Sepanjang jalan kami bercerita impian kita masing-masing. Ia yang bercita-cita menjadi seorang guru Matematika dan aku yang bermimpi menjadi seorang psikolog.
Empat jam sudah kami duduk di bangku bis ini. Yah,, perjalananku kali ini memakan waktu yang lama, karena bus yang ku naiki mengalami pecah ban . Lalu tibalah kami di terminal Jombor tempat berhentian bus kami. Kupijakkan kaki ini untuk pertama kalinya dan kuucap bismillah dengan tarikan nafas untuk melangkahkan kaki menyusuri kehidupan Jogya yang konon katanya penuh dengan kepalsuan ini.
Rasanya kamipun sudah tak sabar untuk memulai perkuliahan di Kampus biru ini. Kampus yang dibilang nomer satu di Indonesia.
“dan, kamu mau nginep diamana?”. Tanya Salma padaku
“Belum tau lah sal, aku lagi nyari ini”. Sahutku mejawab pertanyaan salma.
“udah sore lho dan, ikut aku dulu aja. Aku di rumah omku ko”.
“beneran sal?? Boleh?? Aaaa...makasihhhh salma cantiik” jawabku dengan penuh kegirangan alay
Akhirnya senja mengantarkan kami menuju rumah saudaranya salma.
Malam harinya kami pun sibuk mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan kuliah perdana. Bahagia rasanya. Bagai menemukann air dalam guru. “Terimakasih salma niskha”. Batinku dalam hati
__________________•••••••__________________
Esok harinya kami bergegas menuju kampus pilihan kita. Hari pertama kuliahpun dimulai. Kami adalah mahasiswa baru, jadi sangat wajar jika kami merasa sedikit aneh dengan cara pembelajaran di bangku kuliah ini.
` Hari pertama kuliah terasa sangat cepat sekali. Mungkin karena kegembiraanku yang berlebihan. Ah,,tak kupikir. Hari pertamaku hanya dimasuki pak dosen diisi dengan perkenalan dan kontrak belajar. Hanya itu..sangat singkat sekali.
Lalu karena aku masih merasa capek dengan perjalanan kemarin. Kuputuskan untuk pulang. Sesampai didepan pintu akupun disambut oleh tante Asri. Tantenya Salma. Beliau tinggi, putih dan sangat ramah terhadap semua orang. Ya tak jauh bedalah sama Salma.
“Gimana kuliah perdananya, nduk??” Tanya beliau padaku
“Alhamdulillah tan, menyenangkan.. tapi tadi Cuma perkenalan doang tan, jadi belom tau banyak..hehe” Jawabku.
“dapet kenalan dari mana aja tadi, ada yang nyantol gag??” tanya Tante menggelitikku
“ banyak tan, ada dari sulawesi, palembang, riau, medan, magelang dan banyak lagi tan,,, “
“ada yang nyantol gag” ulangi tante nanya padaku
“ ahaha ,,ada ada aja tante ini.. ada sih tan, tapiiii.. yang di semarang masih lebih memikatku”. Kuakhiri jawabku dengan tertawa malu
Ku bergegas ke kamar dan ku rebahkan tubuhku sejenak. Ku ambil hapeku dan ku kirim pesan pada kekasihku yang di Semarang,
“aku udah kuliah,,yeee”.
“ apaan,.. baru masuk pertama aja bangga” . dengan cepat dia balas pesanku
Kreek.. Assalamu’alaikum. Tiba-tiba Salma muncul di depan pintu kamarku. Dia senyum sumringah. Mungkin seperti yang kami rasa. Kami tak sabar untuk cepat-cepat bercerita. Namun kami harus segera mmebantu tante Asri karena ia punya hajat buat arisannya.
Malampun tiba, setelah beakhirnya acara arisan dirumah tante Asri kamipun bergegas ke kamar untuk beristirahat. Kamipun tak mau langsung memejamkan mata. Bagiku sekedar sharing pengalaman hari ini kurasa mampu meningkatkan emosional antara kami.
Salma memulai cerita terlebih dahulu. Dia langsung fokus pada satu cowok yang dia kenal baru tadi pagi. Namanya Geri. Dia asli Jogyakarta namun ia sering tinggal di Jakarta. Walaupun ia beru kenal tadi pagi, Salma sudah langsung akrab saja sama Geri. Ya wajar memang karena dia tipe orang yang mudah bergaul dengan sesamanya. Dia pun bercerita bahwa besok Bang Geri mengajaknya makan siang. Salma pun mengiyakannya. Namun baginya Geri bukanlah tipe idamannya. Ia mengatakan bahwa ia sudah memiliki satu sosok yang mampu membuatnya merasa berbeda. Sayangnya Salma tak mau memberi tahu namanya.
Kuliah hari-hari selanjutnya semakin terasa mulai berat. Tugas-tugas sudah mulai berdatangan. Kali ini kita sedang mulai sibuk dengan tugat-tugas masing-masing. Aku di Ilmu sosial dan dia di Saintek. Hingga kami pun tak sempat lagi bercerita.
Kami selalu berangkat pagi lalu pulang sampai petang tiba. Hmm... seperti pegawai kelas atas saja ya. Kami disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus. Hingga terkadang kamipun mendapat teguran dari tante dan om karena sering tidak dirumah semenjak kuliah. Akhirnya aku dan Salma berinisiatif untuk mengajak keluarga Tante berwisata ke Pantai Depok di Parangtritis.
Kami merencanakan sebuah kejutan untuk om dan tante Asri. Kami tahu kalau hari itu adalah lima belas tahun pernikahan mereka.
Senja hari ini kami bergegas menuju pantai Depok. Tidak jauh memang tapi kurasa itu adalah tempat yang cocok buat berkumpul dengan keluarga.
Byurr byurr byurrr... Suara ombak langsung menyambut kedatangan kami. Kamipun langsung mencari tempat untuk menata makanan yang kami bawa. Dibawah pohon kami membuka makanan kami. Sementara dua putri tante asyik berlari-larian dengan ombak. Sore semakin menjelang. Sinar nyapun semakin menghilang. Tak lupa kami memanfaatkan moment spesial ini untuk sekedar mengabadikan acara spesial ini. Pemandangan indah yang tak terkira.
Aku dan Salma lalu membawakan kue ulang tahun yang telah kami siapkan sedari tadi.
“Selamat ulang tahun tante om”... Teriak kami
“ woaaaa... kaliaan, Terimakasih”. Ucap tante dengan terkejut bahagia.
Akhirnya kamipun melingkari kue yang kami bawa. Dipotongkanlah kue untuk kami. Disela-sela itu kami saling bercanda. Aku dan Salma meninggalkan tante dan om dengan anak-anaknya. Aku berlari lepas ke sepanjang pantai dengan Salma. Kamipun berteriak mengucapkan nama seseorang yang kini mengisi hati kami.
“Nandaaaaaaaaaaaa...... Nandaaaaaaaaaaa” Teriak kami
Kami pun berhenti dan saling menatap.
Ko sama namanya??” Tanya salma
Akupun kebingungan. “lha ko kamu juga sama??” jawabku sambil bertanya balik.
Lalu kamipun memutuskan untuk duduk di tepian pantai dan bercerita. Dan kuceritakan dari sejak ku pertama bertemu dengan sosok yang bernama Nanda. Ia adalah teman yang sedang dekat denganku saat ini. Kita suka makan bareng, jalan bareng sampai kita merasa ada kekuatan baru untuk sekedar bersama.
Aku tak mau kalo hanya aku yang bercerita. Ku minta Salma untuk menceritakannya kepadaku pula. Dia bercerita panjang lebar sejak awal kedekatannya dengan Nanda. Ku berfikir mungkin ini sekedar kesamaan nama. Aku berharap Nanda yang diceritakan Salma bukanlah Nandaku.
Langit semakin gelap saja, kami putuskan untuk kembali berkumpul dengan tante dan om. Bahagia kami melihat senyuman mereka ini. Dengan segudang pekerjaan yang menyita waktu kebersamaan mereka. Akhirnya mereka bisa berkumpul dengan senyuman bahagia.
Hari esoknya ku bertemu dengan Nanda. Sengaja ku ajak dia ketemuan. Saking senengnya aku karena sahabatku juga memiliki teman dekat yang sama namanya. Sedikitpun tak ku taruh rasa curigaku padanya. Kami bertemu di tempat ngopi biasanya. Ku mulai bercerita,
“Nand, kamu tahu nggak??”
“Apaa??”
“aku punya sahabat. Namanya Salma” Lanjutku
Tiba-tiba Nanda yang sedang minum tersedak.
“Kenapa Nan??”
Sambil dia membenahi nafasnya, “nggak,, nggak papa ko Dan”.
“Lanjut..lanjut ceritamu” Ucap Nanda
Ku pun mulai bercerita lagi. Hingga berakhir ceritaku. Nanda tak manampakkan perilaku yang aneh.
Kamipun pulang karena aku ada kuis di kelas. Ku bergegas berangkat kuliah sampai ku lupa membangunkan Salma yang masih tertidur pulas di kasur warna pink milik kami.
Sampai di kampus, aku baru ingat Salma memesanku untuk membangunkannya esok ini.
“duh.. kenapa aku ngggak inget, Salma bilang dia mau ketemu sama Nanda hari ini. Penting katanya” Batinku dalam hati.
Dosenku berjalan menuju kelas. Ku coba hubungi nomor salma berulang-ulang.
“Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif”. Hanya suarab itu nyang terdengar di hapeku.
Pak dosen mulai memberi kuis. Ku perhatikan baik-haik dan ku masukkan hapeku kedalam tasku.
Begitu kelas selesai aku langsung tancap gas seraya berdoa Salma tidak marah padaku. Sampai dirumah kujumpai Salma sudah tak ada di kamar lagi. Kamar masih berantakan. Ku berfikir mungkin Salma terburu-buru. Ku maklumi saja. Ku bereskan kamar ini dengan iringan lagu My Heart. Lagu yang sempat terkenal dalam film HEART yang diperankan oleh pasangan teromantis beberapa tahun silam. Ku putar lagu ini karena ini merupakan lagu kesayanganku ketika ku sedang merindukan seseorang.
Tiba-tiba suara motor terdengar berhenti di depan rumah. Dengan wajah cemberut dia masuk ke rumah. Ku coba menyapanya. Namun kuurungkan niatku karena kupikir dia sedang ada masalah.
Setelah itu, semalaman dia terdiam. Ku tanya kenapa dia tak jawab apa-apa. Ku coba ajak bicara dia menghindar. Esok harinya ku temui dia bergegas ke terminal.
“Mau kemana kamu?
“Pulang”
“Lhoh ada acara apa ko pulang??. Terus ku bertanya namun dia tetap diam.
_______•••______
Seminggu sudah Salma tak ada kabar. Tiba-tiba keesokan harinya dia datang dan berpamitan dengan om dan tantenya.
“Tante, Om. Salma pingin pindah di dekat kampus saja”
“Lhoh kenapa? Disini kan malah enak, banyak orang. Tidak sendirian”
“Nggak tan, Salma ngekos aja. Itung-itung biar latihan mandiri juga”.
Akhirya dengan berat hati tante dan om pun mengizinkannya.
Salma tak pamitan padaku. Karena saat itu aku sering pulang sore. Jadi kamipun tak saling ketemu.
Sampai akhirnya ku bersebelahan duduk sewaktu dikampus.Spontan langsung ku sapa dia.
“hei Sal.. ko kamu gag pulang ke rumah tante si” Tanyaku
Dia tak merespon. Lalu ku tepuk pundaknya.
“Sal,.. sal”. Sambil ku senyumi dia
Namun tiba-tiba di hanya menjawab “aku kan sudah pindah” seraya dia pergi meninggalkan aku.
Aku penasaran kenapa salma sampai pindah dari rumah tantenya. Kucoba tanya pada tante.
Ku terkaget saat tante menceritakannya padaku. Ku menyesal tak membangunkannya waktu itu. Karena ternyata waktu itu Salma ingin memberi kejutan buat nanda, namun aku menghancurkannya karena justru aku yang menemui Nanda terlebih dahulu daripadanya.
penulis : fauziah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar