“Apa gunanya kita duduk bersama? Kalau bercakap saja kita tak sempat”
Tak jarang ini menjadi fenomena yang sangat biasa dimasa sekarang. Teknologi terus berkembang, kecerdasan manusia dalam mengembangkan teknologi semakin di atas rata-rata. Kadang sedikit miris, sebab yang dilakukan manusia berkat kecanggihan ini adalah sebuah kesalahfahaman. Bagaimana tidak? Teknologi dibuat untuk mempermudah setiap apa yang ingin kita lakukan. Tapi faktanya kita tidak memanfaatkannya untuk mempermudah malah untuk menyakiti. Ya menyakiti orang disekitar kita.
Sedikit bercerita : waktu itu disebuah rumah makan, satu keluarga duduk melingkar dalam satu meja. Sepertinya keluarga yang lengkap, ada seorang ayah, seorang ibu dan tiga orang anak, dua diantaranya laki-laki yang sepertinya sedang beranjak remaja, dan sisanya adalah perempuan seumuran anak SD. Ada yang janggal dari forum keluarga itu, tidak ada percakapan sama sekali. Semuanya larut dalam sunyi. Mungkin orang akan berfikir itu adalah keluarga yang tidak harmonis. Tapi jika itu adalah keluarga yang tidak harmonis bagaimana mungkin mereka bisa duduk bersama dalam satu meja?. Sebetulnya bukan itu yang menyebabkan forum keluarga itu sunyi. Tapi ada sedikit yang mengganggu, yaitu gadget. Setiap anggota keluarga itu mengetuk-ngetuk gadgetnya masing-masing. Bahkan anak yang paling kecil (perempuan) itu sepertinya yang paling fokus. Sedikit heran, mengapa mereka bisa nyaman untuk tenggelam dalam suasana makan bersama tanpa percakapan itu?. Entahlah.
Ada banyak pengalaman yang pasti orang lain pernah mengalaminya. Kita berada dalam satu tempat yang seharusnya percakapan itu menjadi sangat seru. Tapi kadang duduk bersama menjadi hal yang sangat membosankan atau bahkan menyakitkan. Kita mencoba membangun komunikasi tapi yang kita ajak berkomunikasi asik dengan urusannya bersama gadget. Kita berharap bisa tertawa bersama-sama tapi yang kita ajak tertawa bersama-sama malah tertawa sendiri bersama gadgetnya.
Tapi tunggu, kita tidak bisa semena-mena menyalahkan teknologi yang berkembang ini. Karna manfaatnya memang akan sangat terasa bagi yang benar-benar memanfaatkannya. Yang lebih tepat adalah penyalahgunaan perkembangan teknologi. Ya, ternyata tak hanya narkoba yang disalahgunakan, tapi juga perkembangan teknologi. Dampaknya adalah manusia mulai lupa bahwa mereka adalah mahkluk sosial yang akan selalu saling membutuhkan. Individualitas manusia terus meningkat. Sosial media adalah sahabat dekat manusia, mungkin kehidupan di dunia nyata akan segera tergantikan dengan kehidupan di dunia maya.
Beberapa orang mungkin hanya lupa dan belum menyadari, bahwa betapa indahnya duduk bersama dengan percakapan yang tak terencana. Sebab untuk apa kita duduk bersama? Kalau bercakap saja kita tidak sempat.
Fenomena ini rupanya benar-benar mengancam "Manusia sebagai Mahkluk Sosial". Alih-akih memasifkan itu, justru pesatnya melenceng. Cukup ironis memang jika kita melihat kecendrungan seperti ini.
BalasHapus