S |
"Seni tari sendiri
terbagi dalam tiga genre, diantaranya: tarian tradisional, tarian kreasi, dan
tarian modern", terang Jannah, mahasiswi Fakultas Adab dan Seni Budaya UIN
Sunan Kalijaga. Jannah juga menjelaskan, untuk genre tradisional, tarian yang
disajikan lebih terikat dengan aturan atau harus pakem dengan jenis gerakan
seperti mendak dan slow (khusus Jawa) serta bercerita tentang
sesuatu. Sedangkan untuk modern, jenis gerakan yang dilakukan lebih enerjik,
luwes, dan jarang ada mendak. Selanjutnya untuk kreasi sendiri merupakan
akulturasi dari keduanya (tradisional dan modern).
Terdapat contoh untuk
masing-masing genre tarian, yaitu: tari kretek dan jaipong (tradisional), hip
hop dance (modern) dan bianglala (kreasi). Tiap tarian biasanya mempunyai
nilai-nilai tersendiri yang ingin disampaikan di setiap gerakannya. Tari kretek
misalnya, adalah salah satu dari sekian banyak tarian tradisional di Indonesia
yang berasal dari Kota Kudus. Tarian ini menjelaskan tentang bagaimana proses
pembuatan rokok yang tiap tahap produksinya mempunyai pesan tertentu yang
selalu dijaga dan dirawat keasliannya. "Melestarikan tradisi bukan untuk
melemahkan budaya, akan tetapi untuk memperkaya budaya itu sendiri," ujar
pelatih tari kretek ini.
Tari kretek bisa
dipentaskan oleh minimal personil dua orang dengan wajib menyertakan satu
penari laki-laki. "Pasalnya penari laki-laki disini wajib ada karena
peranannya sebagai mandor yang mengawasi kerja para karyawan perempuan,"
tambah Jannah. Untuk durasi waktu, tari kretek membutuhkan sedikitnya 10 menit
tergantung dari musik yang digunakan.
Pementasan tari kretek ini
menorehkan prestasinya saat diselenggarakan lomba menari di Universitas Gadjah
Mada untuk kategori Best Costume dan Best Performence. Selain
itu, tari kretek juga pernah dipentaskan saat Kalijaga Menari 2 dan pentas
budaya IKPM se-Jateng. Di setiap pementasannya, tari kretek lumayan menyita
perhatian para pengunjung dikarenakan dari segi penggunaan nama yang unik serta
paduan kostum yang menarik. Aksen aksesoris yang beragam mulai dari caping,
tampah, dan busana dhodhot khas perempuan Jawa pun ikut meramaikan
pembawaan tari Kretek di setiap pementasannya. "Inilah salah satu
persembahan dari kretek untuk memperbanyak rangkaian budaya di Kota Budaya
ini" tambah Jannah di akhir wawancara.(crew).
Penulis: Dewi Maesaroh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar