Kudus-Jelang akhir Januari, para
petani padi di Desa Jekulo Kabupaten Kudus harap-harap cemas. Pasalnya, kondisi
cuaca yang tak menentu mengakibatkan kondisi padi mereka tak menentu pula.
Seperti yang dikatakan Imam,
petani padi di kawasan Hadipolo menuturkan bahwa cuaca kali ini sulit ditebak.
Hujan tidak selancar tahun sebelumnya. Cuaca panas tergolong mendominasi.
"Hujan malah sering terjadi
di malam hari, dan itu berakibat buruk bagi tanaman. Mudah terserang hama
misalnya," ujar Imam.
Untuk mengatasi hal tersebut,
petani biasanya membeli pestisida yang telah dipasarkan. "Akan tetapi
biasanya hasil tak sebagus yang diharapkan," imbuh Imam.
Harga pestisida yang relatif mahal
dengan hasil panen kurang sepadan membuat Maskar Hadi, seorang petani asal Jati
menciptakan inovasi pengganti pestisida. Berbekal ilmu yang ia peroleh saat
kuliah di Jurusan Kimia, Maskar
mengkombinasikan peran air kelapa, tetes tebu, MSG (monosodium
glutamat), dan susu cair untuk mengakali pestisida.
"Percobaan ini sudah kali
kedua setelah sebelumnya berhasil. Saya harap kali ini pun sama," tegas
Maskar.
Perbandingan biaya yang digunakan
jauh di bawah harga pestisida di pasaran. "Kalau dihitung-hitung, bisa
hemat 75% dibanding harga yang harus dibayar untuk sepaket pestisida,"
terang Maskar.
Bahan-bahan yang digunakan,
diantaranya: air kelapa 5 liter, tetes tebu 5 kg, MSG (obat masak/mecin) 1/2kg,
dan susu cair 1/2 liter.
Cara membuatnya sangat mudah.
Cukup dengan mencampurkan semua bahan
yang ada. Diaduk merata hingga MSG larut.
Maskar juga menambahkan susu yang digunakan
tidak harus baru. Bisa pula memakai susu yang sudah kadaluwarsa dan itu tidak
berdampak buruk pada tanaman. Jika masih nihil, susu bisa diganti dengan
extrajoss atau kukubima sebanyak 5 sachet. (dew/crew)
Email: dedewmae@gmail.com
Email: dedewmae@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar