Abad
ini sosial media seperti facebook,
bbm, path,dan twitter telah menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia. Tiada hari terlewatkan
tanpa mengecek jejaring sosial. Fenomena sebelum makan memotret menu terlebih
dahulu, kemudian meng-upload kemedia
sosial sudah menjadi kebiasaan pemuda negeri ini. Hal tersebut dilakukan agar
dibilang “kekinian”.
Fenomena generasi menunduk pun sudah menjadi pemandangan
umum. Dimana ketika berjalan sering kali kita lihat orang memainkan smartphone mereka. Tak dapat kita
pungkiri bahwa sosial media menjadi hiburan tersendiri bagi kita yang memiliki
aktifitas padat. Disela-sela kepenatan kita bisa mengobrol dengan teman yang
terpisah ribuan kilometer jauhnya.
Namun, yang menjadi permasalahannya adalah ketika kita
terlalu asyik dengan dunia maya, bagaimana kehidupan kita di dunia nyata?
Kebanyakan dari kita cenderung menjadi introvet. Mereka yang biasa berkoar-koar
saat chating di dunia maya, menjadi
cenderung pendiam di kehidupan sosialnya.
Tak ada salahnya menyebut sosial media mendekatkan yang
jauh dan menjauhkan yang dekat. Kita terlalu sibuk membangun dunia maya namun
sering kali mengabaikan dunia nyata.
Intensitas mengobrol dengan keluarga berkurang, saat berkumpul dengan
teman sibuk mengecek jejaring sosial. hal ini tidak bisa kita biarkan terus
menerus karena akan merusak hubungan yang telah lama terjalin di dunia yang
sesungguhnya.
Kita perlu waspada karena sosial media bisa membuat kecanduan. Hal tersebut tentu
saja berpengaruh buruk terhadap psikis apabila kita tidak bisa mengontrolnya.
kadang media sosial kita jadikan diary untuk mencurahkan segala hal, mulai dari
kebahagiaan hingga kesedihan. Kita tidak memiliki ruang pribadi lagi karena
segala yang kita rasakan selalu dibagi di sosial media.
Menurut penelitian para ahli, gangguan psikis yang
diakibatkan dari sosial media diantaranya :
1.
Social Anxiety Disorder
Apabila sering merasa bahwa handphone kita berbunyi karena ada notifikasi dari media sosial,
mungkin anda telah terjangkit sindrom ini. adanya rasa cemas untuk ditinggalkan
follower dan komentar yang jelek dari
teman sosial media juga merupakan tanda anda mengidap sindrom sosial media ini.
2.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan
psikis jenis ini bertanda-tanda saat anda tidak bisa meninggalkan ponsel barang
sedetikpun. Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas keseharian.
3.
Fear of Missing Out
Orang
yang menderita sindrom ini akan terus meng-update
kehidupan orang lain di sosial media. Hal tersebut ia lakukan secara terus
menerus karena ia beranggapan bahwa hidup orang lain lebih indah dan sayang
untuk dilewatkan. Hal ini akan berdampak negatif pada kehidupan sosialnya di
dunia nyata, karena ia akan cenderung tidak peduli dengan lingkungan
sekitarnya.
Jika
kita amati, dampak negatif yang ditimbulkan dari sosial media sangatlah
beragam. Oleh karena itu kita harus bijak dalam memanfaatkan akun sosial media
kita agar tidak merugikan. Bersosial media tidak ada salahnya asal tidak
mengaganggu kehidupan kita di dunia nyata. (crew)
oleh : Isti Khomalia
pengamat IT
Kontak
Instagram: @hey_amazingisty
Facebook: Isty Flo
pengamat IT
Kontak
Instagram: @hey_amazingisty
Facebook: Isty Flo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar