Ibnu
Rosyid: Mengajar sembari mendongeng
“Mendongeng adalah salah satu cara terbaik
untuk mengenalkan Islam kepada anak-anak” ucap Kak Ros. Kak Ros merupakan nama
julukan dari Ibnu Rosyid, pemuda mungil bertubuh gempal asal Kebumen yang
sangat dekat dengan dunia anak-anak. Kak Ros mengaku sangat menyukai dunia
anak-anak. Mendongeng, menjadi guru dan pembina anak-anak MI pun dilakoninya.
Sepak terjangnya di dunia anak-anak sudah pun masih bisa dikatakan sudah agak
lama, pemuda yang lahir tanggal 17 Agustus tahun 1989 ini menyukai dunia
anak-anak semenjak ia masih duduk di bangku perkuliahan semester 1 di tahun
2008.
Kak
Ros dekat dengan dunia anak-anak pun bisa dikatakan dimulai dari nol. Waktu MA,
hubungannya dengan dunia anak pun hanya sekedar menjadi pedagang di sekitar TPA
di musholla dekat rumahnya. Dengan mengayuh ontel, setiap pulang sekolah Kak
Ros pergi ke pasar untuk membeli jajanan yang kemudian ia sampirkan ke tubuhnya
untuk dijual di TPA mushola mdekat umahnya. Ia menjual jajanan untuk menambah uangsaku sekolah dikarenakan jarang diberikan uang saku oleh kedua orang tuanya.
Hal tersebut pun menjadi
alas an
mengapa
kak
ros
tak
bias
aktif di organisasi
sewaktu MA.
“Lah gimana lagi mbak, saya dulu itu Cuma jadi anak sepu-sepu, sekolah pulang,
habis sekolah pulang mbak, rumah saya jauh dari MA, dan saya sekolahnya pake
onthel, kalo pagi udah pasti telat, pulangnya sudah harus langsung pulang
soalnya harus jualan” tutur Kak Ros ketika diwawancarai di Masjid Jami’ Gaten
siang itu.
Awal Kak Ros menyelami dunia anak-anak
hanyalah sebatas menjadi guru TPA, dikarenakan Kak Ros mengikuti salah satu
organisasi di Pondok Pesantren Wahid Hasyim, tempat dimana ia tinggal, yaitu
Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) mewajibkannya untuk ikut serta dalam mengajar
TPA setiap minggunya. Awalnya memang tak mudah, Kak Ros yang anak pendiam,
sekedar menjawab salam pun takut, menjadi guru TPA. Panas dingin awalnya, akan
tetapi ia beranikan diri untuk menyapa murid TPA. Tapi keberanian itu
membuahkan hasil, ternyata murid TPA banyak yang menyukai Kak Ros. Nama Kak Ros
pun ia ciptakan dari nama Rosyid untuk lebih mudah diingat oleh anak-anak
karena anak-anak dekat dengan kartun Upin Ipin kala itu.
Sekarang
ini, sembari menyelesaikan S2 nya di jurusan PGMI di UIN Sunan Kalijaga, ia
juga mengajar MI dan menjadi waka kurikulum di MI Wahid Hasyim, menjadi MC di
acara anak-anak, dan juga dengan mendongeng di berbagai acara. Kak Ros mengaku
dalam mendongeng pun ia punya ciri khas tersendiri, kalau pendongeng pahlawan
bertopeng selalu memakai topeng, pendongeng kak citra memakai boneka sebagai
media. Nah, kalau Kak Ros ini menggunakan tubuhnya sendiri untuk menarik
anak-anak. Misalkan ada tokoh harimau, kak Ros pun langsung bergaya layaknya
harimau dan mengaum. Kak Ros juga mengaku bahwa ia ingin menciptakan karakter
Kak Ros yang baik, bukan seperti yang anak-anak lihat di kartun Upin dan Ipin, jahat
dan menyebalkan. Maka dari itu, kak Ros pun menciptakan julukan untuknya
sendiri yaitu Kak Ros SSB (Senyum Senyum Bahagia) karena ia berharap anak-anak
yang melihat Kak Ros mendongeng, tersenyum dan bahagia.
Dalam
mendongeng, Kak Ros pun menyisipkan berbagai dakwah Islam dan mengajak
anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan Kak Ros. Misalkan ketika ia
menceritakan bahwa ada sorang lelaki bernama Paijo dan ia akan makan tetapi
lupa do’a sebelum makan, maka Kak Ros pun bertanya dan mengajak anak-anak untuk
mengucapkan doa sebelum makan. Kak Ros menambahkan, bahwasanya pesan moral dan
dakwah akan semakin mudah tersampaikan melalui dongeng.
Tak
hanya ahli mendongeng, Kak Ros pun senang mengeksplore kemampuan para siswi MI,
salah satunya adalah dengan mengadakan mading di MI, dan mengajar ekstra
mewarnai. Sewaktu mengajar pun ia tak terlalu terpatok pada materi, akan tetapi
lebih kepada disisipi cerita dongeng yang tersirat pesan moral. Mengajar dan mendogeng pun ia
lakoni
sebagai media dakwah,
makadariitu, ia tak pernah menetapkan bayaran atas mendongeng maupun mengajar.
Berkecimpung
di dunia anak tak membuat dunia Kak Ros sebatas dengan dunia anak-anak saja,
kak Ros pun sudah berkelana di organisasi pesantren. Oswah (Organisasi Santri
Wahid Hasyim), Devisi Sastra eL-Sip (Lembaga Seni Pesantren), LPM (Lembaga
Pengabdian Masyarakat), dan menjadi bendahara Madrasah Diniyyah pun masih
dijalaninya. Alumni S1 PAI UIN ini pun dulunya merupakan PPL dan KKN terbaik
pada masanya. Hal ini membuktikan bahwa seseorang yang mau berusaha dan mau
berubah akan dapat berubah sesuai apa yang ia impikan. Hal yang ia impikan
sewaktu sudah kembali ke Kebumen, yaitu membangun perpustakaan dan menjadi
seseorang yang dapat bermanfaat bagi anak-anak dan warga di desanya. “Bermanfaat
buat lingkungan yang membesarkan saya itu sudah luar biasa”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar